Surga Tidak Butuh Calo

(gambar dari Google) Siang tadi di dalam perjalanan untuk meeting ke Jakarta, tiba-tiba saja otak saya memanggil sebuah kata yang sakral, "Surga". Kata Surga itu mengingatkan saya pada percakapan yang terjadi kemarin malam bersama rekan kerja saya. Salah satu rekan kerja saya berkata, seseorang takkan masuk ke surga, walaupun dia sudah berbuat baik, sebelum dia menjadi seorang Muslim. Saat itu hati saya sedih. Otak saya teringat dengan Bunda Teresa. Bunda Teresa yang sekarang sudah menjadi Santa Teresa, tapi saya lebih suka memanggilnya Bunda, terasa lebih lembut. Ya, Bunda Teresa. Apakah Bunda Teresa tidak pantas mendapatkan surga dengan apa yang sudah dia lakukan sepanjang hidupnya? Apakah Bunda Teresa tidak pantas mendapatkan surga dengan segala pengorbannya bagi kemanusiaan? Saat mendengar apa yang dikatakan rekan kerja saya, hati saya seperti tercabik dan saya bertanya, apakah Tuhan begitu picik sampai Dia harus membatasi surganya hanya bagi satu agama saja...