Jangan Cuma Jadi (Yang Mengaku) Pecinta Alam
Hai para pecinta alam disegala lembaga, baik di dalam universitas maupun di berbagai instansi lainnya ataupun mereka yang berdiri sendiri tidak di dalam suatu lembaga atau instansi. Semoga dalam keadaan baik yaa.. Walaupun saya merasakan keresahan yang kalian rasakan. Resah karena alam di bumi Indonesia kita sedang diperkosa habis-habisan untuk kepentingan kapitalis.
Tapi kalian ini benar pecinta alam kan? Bukan hanya penikmat alam?
Itu dua hal yang berbeda lhoo..
Pecinta alam dialah yang akan menajaga alamnya agar tetap alami, menjaga alamnya agar tetap seimbang. Karena mereka para pecinta alam sadar bahwa hidup ini sangat bergantung dengan alam. Para pecinta alam akan sangat menghargai alamnya. Pecinta alam merasa bertanggung jawab akan keseimbangan alamnya.
Tetapi kalau kalian hanya penikmat alam, yaa kalian hanya sebatas mengagumi alam saja, kalian merasa tidak bertanggung jawab akan kelestarian dan keseimbangannya, yang penting bagi para penikmat alam adalah kebutuhan selfie mereka. Aahhh saya rasa kalian lebih pahamlah perbedaan antara pecinta alam dan penikmat alam.
Di tengah banyaknya gelombang protes mengenai rencana "mengacak-acak" alam demi kepentingan para pemilik modal saat ini, saya kok jarang sekali melihat para (yang mengaku) pecinta alam ini bersuara keras terutama mereka yang berada di dalam ruang lingkup akademis. Harusnya para pecinta alam lah yang paling resah, yang paling marah karena alam yang menjadi arah hidup mereka diperkosa secara semena-mena. Saya harap dugaan ini salah karena kurangnya pengetahuan saya.
Rasanya tidak mungkin pecinta alam tidak melakukan apapun untuk menanggapi isu ini. Mereka pasti berdiri paling depan lahh. Saya yakin kok mereka tidak hanya melakukan kegiatan alam seperti panjat tebing, naik gunung dan lainnya. Pastinya mereka melakukan diskusi mengenai nasib alam di bumi Indonesia. Tapi mungkin volume suaranya saja yang kurang dibesarin. Soalnya yang saya lihat dan dengar mereka yang lebih resah dengan isu ini adalah mereka yang bergerak beratas namakan gerakan sosial. Ahh!! apa-apan saya ini!! para pecinta alam pastinya sudah berpikir lebih dalam, berdiskusi lebih banyak dan mereka sebanarnya pasti sudah bergerak menyuarakan hal ini!! Mohon maaf atas ketidaktahuan saya yaa.
Ohh yaa membahas soal ini, saya jadi teringat beberapa tahun lalu, ketika saya dipandang sebelah mata oleh beberapa para (yang mengaku) pecinta alam, karena saya bergabung dengan gerakan mahasiswa yang mengkritisi kebijakan pemerintah yang tidak berpihak rakyatnya. Saya terheran-heran saat mereka mengatakan itu bukanlah menjadi urusan mereka. Mereka ini tidak tahu, lupa atau pura-pura lupa yaa, bahwa manusia itu adalah bagian dari alam. Alam tidak mungkin dipisahkan dengan manusia. Karena manusia berada di dalam alam. Sama seperti gunung, laut, goa, pantai, tebing dan lain-lain mereka sebut adalah alam, manusia pun adalah juga unsur alam.
Ketika mereka mengolok-olok saya dengan apa yang saya lakukan, artinya mereka menunjukkan bahwa betapa rendah pahaman mereka tentang alam. Apa yang saya lakukan adalah mengkritisi kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat kecil dan mereka mengolok-olok saya. Mereka bilang tidak mau ikut-ikutan ribet kayak gtu, mendingan nyantai naik gunung. Pernyataan mereka itu justru tidak menunjukkan kecintaan terhadap alam.
Paham kah kalian apa itu Alam Raya?? Alam Raya itu menggambarkan bagaimana kita menyeimbangkan diri dengan alam. Bahkan politik juga bagian dari teori alam raya. Tau kah kalian tentang Green Politics? Tujuan dari Green Politics adalah menghindari eksploitasi alam yang dimanfaatkan orang-orang yang serakah. Maka itu dibutuhkan kebijakan politik untuk mengantisipasi hal tersebut.
Organisasi pecinta alam di universitas khususnya sepertinya perlu memahami alam dalam arti luas. Supaya pernyataan-pernyataan bodoh tentang alam justru tidak terlontar dari kalian yang mengaku anggota organisasi pecinta alam. Belajarlah banyak dari Soe Hok Gie.
Komentar
Posting Komentar