Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

Surga Tidak Butuh Calo

Gambar
(gambar dari Google) Siang tadi di dalam perjalanan untuk meeting ke Jakarta, tiba-tiba saja otak saya memanggil sebuah kata yang sakral, "Surga". Kata Surga itu mengingatkan saya pada percakapan yang terjadi kemarin malam bersama rekan kerja saya. Salah satu rekan kerja saya berkata, seseorang takkan masuk ke surga, walaupun dia sudah berbuat baik, sebelum dia menjadi seorang Muslim. Saat itu hati saya sedih. Otak saya teringat dengan Bunda Teresa. Bunda Teresa yang sekarang sudah menjadi Santa Teresa, tapi saya lebih suka memanggilnya Bunda, terasa lebih lembut. Ya, Bunda Teresa. Apakah Bunda Teresa tidak pantas mendapatkan surga dengan apa yang sudah dia lakukan sepanjang hidupnya? Apakah Bunda Teresa tidak pantas mendapatkan surga dengan segala pengorbannya bagi kemanusiaan? Saat mendengar apa yang dikatakan rekan kerja saya, hati saya seperti tercabik dan saya bertanya, apakah Tuhan begitu picik sampai Dia harus membatasi surganya hanya bagi satu agama saja...

HAHAHA

Hahaha Peluru mana lagi yang akan kau tembaki? Sini berikan! Kenai kepalaku! Sampai aku mati! Jangan katakan persedianmu habis Aku sudah terlanjur berada di wilayahmu Aku masih belum mati. Tembaki aku beratus kali lagi Lihat! aku berjalan terus ke arahmu Tembaki aku! Jangan sampai aku mendapatimu, atau kita akan mati bersama. Aku! Ya aku, akan berjalan lurus ke arahmu! Hahaha

Ah Ayah!

Ayah... Kenapa namamu asing? Dimana Ayah? Lama rasanya aku tak mengenalmu. Malam pergantian tahun Saat mereka bersuka aku melihatmu menangis Ahhhh Ayah! Kau tidak sekuat itu! Pegang tanganku ayah Mari kita tantang duniamu Ayah, tahukah kau, bahwa kau cinta sejatiku. Sekarang berhenti berlari mengejar aku Biarkan aku berjalan ke arahmu akan aku bisikan Aku Cinta Ayahku